Berita / Akademik /
Dorong Transformasi Geospasial untuk Pembangunan Berkelanjutan, Prodi Teknik Geodesi ITP Gelar Workshop Inovatif Pemodelan Geoid Gravimetrik
Humas | 31 Mei 2024
Foto : Humas ITP - Umar Hanafi Khalid

Langkah demi langkah dilakukan Institut Teknologi Padang melalui Program Studi Teknik Geodesi ITP untuk menjadi perguruan tinggi negeri yang lebih baik, terutama dalam hal akademik dan inovasi. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang inovasi teknologi pengolahan data dan informasi geospasial, Prodi Teknik Geodesi ITP menggelar workshop "Pemodelan Geoid Gravimetrik" di Laboratorium Komputer Kampus II ITP, Jumat (31/05).

Workshop ini merupakan bagian dari implementasi kolaborasi akademik antara Prodi Teknik Geodesi ITP dengan Prodi Teknik Geodesi dan Geomatika Institut Teknologi Bandung. Selain itu, kegiatan ini merupakan roadshow perdana "Pemodelan Geoid Gravimetrik” yang digagas oleh Kelompok Keilmuan Sains, Rekayasa, dan Inovasi Geodesi ITB dengan menghadirkan Brian Bramanto, S.T., M.T., Ph.D dan Rahayu Lestari, M. T. sebagai narasumber.

Pada awal penyampaiannya, pria yang kerap disapa Brian ini menjelaskan dalam kaitannya dengan pembangunan nasional berkelanjutan, geoid sangat diperlukan dalam percepatan pemenuhan peta dasar skala besar nasional.

Dimana peta skala besar nasional sangat diperlukan untuk mendukung pembuatan rencana detail tata ruang (RDTR), mitigasi kebencanaan, perencanaan infrastruktur, serta pengelolaan sumber daya yang terdapat di wilayah Indonesia.

Alumnus Science and Technology Norwegian University of Life Science ini menjelaskan Geoid merupakan suatu bidang acuan vertikal yang dapat diguna­kan untuk menentukan nilai tinggi pada suatu titik di permukaan bumi. Ketinggian yang didefinisikan memiliki arti tinggi fisis, yang dapat digunakan untuk menyatakan hal praktis seperti kemana air mengalir.

Ia menyebutkan dalam prakteknya minat mahasiswa akan bidang keilmuan ini sangat sedikit,  karena materi pemodelan geoid dinilai sulit dan melibatkan beberapa bidang keilmuan lain, seperti fisika, kalkulus, dan programming.


Hal ini mendorong ia bersama tim Kelompok Keilmuan Sains, Rekayasa, dan Inovasi Geodesi ITB merancang suatu website yang berisi tutorial mekanisme pengolahan data geoid dan tutorial penyajian data hasil pengukuran pemodelan geoid. Ini bertujuan agar dapat meningkatkan minat mahasiswa terhadap materi pemodelan Geoid (Fisikal Geodesi) dengan memanfaatkan software yang telah dikembangkan.

Lebih lanjut, ia menuturkan dalam beberapa tahun ke depan data dan informasi geospasial dapat digunakan sebagai alat bantu, dalam perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan ruang kebumian. Ten­tunya hal tersebut harus didukung dengan adanya informasi tinggi yang berkualitas.

Inovasi teknologi Pemodelan Geoid Gravimetrik yang dikembangkan oleh Kelompok Keilmuan Sains, Rekayasa, dan Inovasi Geodesi ITB ini merupakan jawaban dari tantangan ketersedian data yang valid dan akurat. Hal ini dikarenakan produk informasi geospasial pemodelan geoid mengacu pada nilai rata-rata permukaan laut atau dikenal dengan istilah Mean Sea Level (MSL).

Dalam era pemetaan modern ini, akuisisi data dapat dilakukan dengan cepat dan teliti untuk wilayah yang relatif luas dengan mengguna­kan teknologi GNSS (Global Naviga­tion Satellite system) dan lidar (light detection and ranging). Sehingga dengan adanya dukungan data pemodelan geoid  yang akurat dan teliti, produk informasi geospasial yang dihasilkan dinilai telah memiliki basis data yang lebih baik.

Menurutnya, pemodelan geoid adalah alternatif metode yang dapat dimanfaatkan talenta geospasial untuk pengukuran data yang akurat, efektif, dan efisien di lapangan. Ia juga menegaskan berdasarkan Undang-Undang Informasi Geospasial Nomor 4 Tahun 2011, tentang Sistem Referensi Geospasial Indonesia (SRGI) menyebutkan bahwa geoid Indonesia digunakan sebagai sistem referensi geospasial vertikal nasional.

Dalam sesi ini tim Kelompok Keilmuan Sains, Rekayasa, dan Inovasi Geodesi ITB juga berkesempatan memberikan pelatihan tentang pengolahan data geospasial dengan metode pemodelan geoid. Harapannya melalui pelatihan ini akan lahir talenta-talenta Fisikal Geodesi yang akan berkontribusi dalam tujuan pembangunan nasional.

Terakhir penggunaan data dan informasi geospasial ini dapat digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan Sustainable Development Goals (SDG). Data dan informasi geospasial dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi isu strategis yang berkembangan di masyarakat, sehingga dapat digunakan sebagai indikator dan basis untuk pengambilan keputusan maupun perumusan kebijakan.

 

Created By Widia/Humas